Perkuat Persatuan Bangsa, Kominfo Gelar Pertunjukan Rakyat
Istimewa
[BINJAI-INDONESIAKORAN.COM] Pemilu 2019 telah usai, meski sebelumnya cukup dikuatirkan akan menimbulkan ekses bagi persatuan bangsa karena bertebaran kabar bohong (hoax) yang dapat mengancam persatuan bangsa.
Direktorat Informasi dan Komunikasi Publik (Ditjen IKP) Kementerian Kominfo RI bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI menggelar Pertunjukan Rakyat (Petunra) bertajuk “Memperkuat Persatuan Bangsa melalui Seni dan Budaya” di lapangan warga Jl. Madura LK 3 Kelurahan Kebun Lada, Binjai Utara, Kota Binjai Sumatera Utara, Sabtu (4/5/2019).
Di ajang pentas seni rakyat ini menghadirkan kesenian sendratari melayu tradisional berjudul “Siti Payung” yang menceritakan tentang kehidupan seorang putri cantik jelita yang mengundang banyak laki-laki untuk meminangnya. Dikemas dengan khas melayu yang diiringi dengan kelompok musik tradisional melayu sambal berpantun melayu, seni dedeng, syair bersenandung semakin bersemarak dan menghibur.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dengan keanekaragaman budaya yang ada didalamnya. Budaya lokal adalah akar dari kebudayaan nasional dan seyogyanya dijaga dan dilestarikan. Pemerintah sebagai tonggak Negara harus mampu melindungi terhadap karya budaya Indonesia, melalui regulasi, festival budaya. Indonesia memiliki kebudayaan yang khas di setiap daerahnya, salah satunya yaitu seni musik, drama dan tari.
“Oleh karena itu, untuk memupuk rasa persatuan dan kesatuan bangsa, pertunjukan rakyat melalui seni dan budaya diharapkan dapat mampu menggugah kesadaran generasi muda untuk memelihara dan mencintai budaya, tradisi dengan memberikan apresiasi melalui pertunjukan seni dan budaya,” kata Ali Umri selaku Anggota Komisi I DPR RI dalam sambutannya.
Politisi Partai Nasedm ini mengakui pasca pemilu legislatif dan pemilihan presiden 2019 yang baru usai digelar 17 April cukup menegangkan urat syarat di tengah masyarakat.
“Kalau ada hiburan rakyat seperti ini, rasanya stress hilang, termasuk saya yang belum tahu entah menang entah kalah dalam pileg, saya terhibur dan masyarakat kembali tereratkan terbangun interaksi sosialnya melalui seni dan budaya,” paparnya.
Ali juga menyinggung peranan bahasa melayu sebagai bahasa persatuan. Menurutnya, bahasa sebagai produk budaya dapat mempersatukan nusantara. Bisa dibayangkan jika kita tidak memiliki bahasa persatuan maka akan menimbulkan kesalahpahaman. Begitu pun juga seni dan budaya, meski beragam tapi menyatukan nusantara sebagai penguatan khazanah budaya sekaligus sebagai identitas nasional.
“Berbaik-baiklah sama orang melayu, karena bahasa melayu sebagai bahasa persatuan,” ujarnya sambal berkelakar.
“Petunra perlu diadakan ke seluruh Indonesia untuk memberikan informasi program dan kemajuan kebijakan pemerintah, saya sebagai wakil rakyat juga dapat berinteraksi menyerap aspirasi sehingga pesan-pesan ke masyarakat dapat disampaikan dengan riang gembira,” kata mantan walikota Binjai ini.
Sementara, perwakilan dari Kominfo RI yang hadir, Prof. Dr. Henri Subiakto, SH., MA menyatakan generasi muda yang cenderung terpapar budaya asing dan melupakan budaya nusantara. Hal ini sangat memprihatinkan, melihat begitu banyak generasi muda yang mulai meninggalkan budaya lokal dan beralih ke budaya kebarat-baratan yang menurut mereka lebih modern dan populer. Bahkan, anggapan miris dari kalangan remaja yang menganggap budaya asing jauh lebih bagus ketimbang budaya lokal yang dinilai tidak sesuai dengan perkembangan zaman.
“Harus kita dukung pelestarian budaya nasional melalui pertunjukan seni dan budaya,” ujar Henri Subiakto selaku Staf Ahli Menteri Kominfo Bidang Hukum.
Karena itu melalui Kominfo RI gencar menggelar acara budaya, mengirimkan duta kesenian tradisional untuk menembus ke pentas budaya ke dunia intrrnasional. Melalui seni dan budaya dapat menjalin persatuan bangsa.
“Pemilu telah usai digelar, kita satukan kembali persatuan bangsa,” imbaunya