Jatuh di Kamar Mandi, Meninggal Dunia, TKW Ini Dikubur di Nigeria
Ni Wayan Sriani, TKW asal Bali, yang meninggal di Nigeria. [foto: istimewa]
[DENPASAR] Ni Wayan Sriani (38), seorang TKW asal Banjar Bentuyung, Kelurahan Ubud, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali dikabarkan meninggal dunia pada Rabu (6/9/2017) lalu.
Penyebab meninggal Sriani, cukup mengagetkan pihak keluarga.
Pasalnya dari informasi yang diterima keluarga, Sriani justru meninggal karena jatuh terpeleset di kamar mandi di tempatnya bekerja sebagai spa terapis di Kota Abuja, Nigeria, Afrika, Jumat (1/9/2017).
Yang tak kalah memilukan, sebab jenazah Sriani tak bisa diterbangkan ke Bali karena terkendala biaya.
Suami korban, Gusti Nyoman Putra (52), saat ditemui dirumah duka mengatakan, diperlukan biaya sekitar Rp 120 juta untuk memulangkan jenasah istri ketiganya ini.
"Ada 3 pilihan sebenarnya. Jenazah dibawa pulang, dikremasi atau dikubur di sana,” paparnya, Rabu (13/9/2017), seperti dikutip suaradewata.com.
Jika dibawa ke Bali, pemulangan jenazah membutuhkan biaya sekitar Rp 120 juta. Itu termasuk tiket pesawat pulang-pergi untuk 2 orang pengantar.
“Kalau dikirim jenazahnya saja, kena sekitar 3.000 Dolar. Tapi kan gak mungkin jenazah diterbangkan sendiri,” kata Nyoman Putra.
Opsi kedua, kremasi, lagi-lagi membuat pihak keluarga bingung. Sebab perlu biaya sekitar Rp 60 juta. Biaya sebesar itupun harus dikirim dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
"Setelah rembug keluarga, kami sepakat jenazahnya tidak dibawa ke Bali, melainkan dikubur di sana. Pemakamannya sepenuhnya ditanggung pihak KBRI," jelas Nyoman Putra.
Sementara untuk prosesi di Bali, pihak keluarga merencanakan melakukan upacara pengulapan di perempatan agung.
Korban Sriani meninggalkan seorang putri cantik, Gusti Ayu Vera Noviantari yang baru berusia 9 tahun.
Sriani sendiri sudah 2 kali berangkat ke luar negeri, sebagai spa terapis.
Keberangkatan pertama tahun 2013 lalu ke Turki. Ketika itu, Sriani berangkat secara legal. Selama bekerja di luar negeri, sang istri rutin mengirimkan uang ke Bali.
Sriani pun sempat pulang ke Bali sekitar tahun 2014. Di rumah, Sriani tinggal hanya beberapa bulan. Selanjutnya kembali berangkat untuk kedua kalinya.
Pada keberangkatan kedua ini, Sriani konon pindah agen dan belakangan diketahui bahwa ia berangkat secara illegal.
Apesnya, sudah beberapa bulan Sriani belum mendapat gaji. Hal ini diakuinya kepada suami dan anaknya, saat berbincang melalui video call sekitar seminggu sebelum meninggal dunia. Ia berjanji ketika itu, saat gajinya diterima, ia langsung kembali ke Bali.
Hanya saja, belum sempat menerima gaji, Sriani dikabarkan terjatuh di kamar mandi hingga menderita stroke ringan. Sempat dirawat di rumah sakit setempat, beberapa hari kemudian pihak keluarga menerima kabar kematian korban.