Andaikan Mgr Van Bekkum Masih Ada

Kamis, 15 Juni 2017 | 10:39 WIB
Share Tweet Share

Mgr. Wihelmus Van Bekkum. [Foto: Gabriel Mahal]

Mgr. Wihelmus Van Bekkum Yang Baik Hati,

Surat 'Bapak Uskup Anam' benar-benar membuatku terenyuh. Terus terang saya tidak banyak mengetahui kisah tentang Mgr (Monsinyur). Yang saya tahu, Mgr adalah sosok penting dalam sejarah perkembangan Gereja Manggarai.

Dalam masa kepemimpinan Mgr, orang Manggarai semakin dekat dengan Katolik karena upaya inkulturatif yang membuat kekatolikan tidak lagi berjarak dengan budaya Manggarai. Gereja Katolik Manggarai mengartikulasikan kembali gagasan besar Mgr dalam tema “100 % Katolik, 100% Manggarai” pada perayaan Yubileum (100 tahun) Gereja Katolik Manggarai tahun 2012 lalu.

Kisah tentangmu sebagai Bapak Gereja Manggarai memang tak banyak dikenal oleh generasi Katolik seusia saya. Tetapi saya beruntung karena sekelumit kisah tentangmu saya peroleh dari kisah keluarga kami di Watunggong, Kisol, Manggarai Timur, Flores, NTT.

Mgr tentu sangat mengenal kakekku Bapak Fransiskus Epa, tuan tanah yang menyerahkan tanah untuk Seminari Kisol. Saat kakek meninggal tanggal 25 Agustus 1966, Mgr baru saja tiba dari Vatikan mengikuti Konsili Vatikan II.

Saat itu, menurut cerita ayahku, keluarga besar kami sudah menyiapkan pemakaman kakek, tiba-tiba utusanmu Pater Gregorius Monteiro, SVD datang membawa pesan penting darimu: Minta agar Bapak Frans Epa (Alm.) dikuburkan di samping Gereja Paroki Kisol!

Mgr sendiri yang memimpin misa pemakaman saat itu. Mgr rela menunggu berjam-jam karena pemakaman Kakek Frans Epa didahului upacara adat Nggore Nggote dan Vera keliling kubur.

Tahun lalu, menjelang pentahbisan Gereja Kisol, kubur tua kakeku di samping Gereja Kisol diminta untuk dipindahkan satu dua orang dan diakomodir pimpinan paroki saat itu.

Singkat cerita, kontroversi soal kuburan itu berlanjut hingga ke keuskupan. Sudah ada kesepakatan final antara keluarga dan Bapak Uskup Ruteng Mgr Hubertus Leteng, Pr yg dikukuhkan melalui kepok tuak, simbol perjanjian tertinggi dalam adat Manggarai, tetapi nasib SK-nya menguap bersama waktu.

Andai Mgr masih ada, tentu persoalan kubur kakekku tidak muncul. Tentu Mgr mengetahui lebih banyak dari sekadar kubur itu dari Pater Voyentjiac Jurac, SVD utamanya mengenai riwayat tanah Seminari Kisol.

Kali ini saya sebagai cucunya Bapak Frans Epa (Alm.) belum mau berkisah banyak tentang itu. Kami masih menunggu kejujuran Pimpinan Gereja.

Saya sangat memahami kekisruhan di Gereja Manggarai saat ini. Semuanya bermula dari ketidakjujuran! Bila demikian halnya, Gereja Manggarai sedang dihantam karma berat.

Dan, karma itu datang dari Kisol, tempat awal mereka yang sedang bertikai dididik dan dibina! Di atas tanah itu, Gereja telah mengkhianati janji pada Alm. Kakekku!

Irenius Lagung

Editor: Gusti


Berita Terkait

Komentar