Inflasi Bulan Juni 2017 Terkendali

Senin, 17 Juli 2017 | 11:33 WIB
Share Tweet Share

Inflasi Juni 2017 [ilustrasi: Ipem.org]

[Jakarta] Inflasi Juni 2017 terkendali sehingga masih mendukung pencapaian sasaran inflasi 2017 sebesar 4,0±1%. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan Juni 2017 tercatat 0,69% (mtm), lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi periode puasa dan lebaran tiga tahun terakhir sebesar 0,85%, seperti yang dilansir dalam situs resmi Bank Indonesia, Senin, (3/07/17).

Perkembangan ini tidak terlepas dari kontribusi positif berbagai kebijakan yang ditempuh Pemerintah dan koordinasi yang kuat dengan Bank Indonesia dalam menghadapi lebaran.

Berdasarkan komponen, inflasi yang terkendali terutama dipengaruhi inflasi volatile foods yang lebih rendah dari pola historis dan inflasi inti yang juga tercatat rendah. Sementara itu, inflasi kelompok administered prices tercatat cukup tinggi dipengaruhi penyesuaian tarif listrik tahap ketiga. Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK hingga Juni tercatat 2,38% atau secara tahunan mencapai 4,37%.

Komponen volatile foods (VF) mengalami inflasi sebesar 0,65% (mtm), lebih rendah dari data historis periode lebaran dalam tiga tahun terakhir yang mencatat rata-rata inflasi 1,78%, (mtm). Komoditas cabai merah, bawang putih, dan cabai rawit tercatat mengalami deflasi. Sementara itu, beberapa harga komoditas terutama ikan segar, bawang merah, daging ayam ras, pepaya, beras, dan daging sapi tercatat meningkat. Secara tahunan, inflasi volatile food mencapai sebesar 2,17%.

Inflasi inti Juni 2017 tercatat cukup rendah, yaitu 0,26% (mtm) atau lebih rendah dari historis inflasi inti periode lebaran tiga tahun terakhir yang sebesar 0,40% (mtm). Kenaikan harga barang dalam kelompok ini seperti emas perhiasan, kue kering berminyak, mie, nasi dengan lauk, dan baju muslim wanita masih cukup terkendali. Inflasi kelompok inti semakin terkendali karena harga cat tembok dan mesin cuci tercatat menurun. Secara tahunan, inflasi inti tercatat sebesar 3,13%.

Inflasi administered prices pada Juni 2017 tercatat tinggi, yaitu 2,10% (mtm). Inflasi administered prices bulan ini terutama disebabkan penyesuaian tarif listrik tahap ketiga untuk pelanggan pasca bayar daya 900 VA nonsubsidi. Tarif angkutan udara, tarif angkutan antar kota, dan tarif kereta api juga turut mendorong inflasi administered prices seiring peningkatan penggunaan angkutan periode lebaran. Secara tahunan, inflasi administered prices mencapai sebesar 10,64%.

Ke depan, inflasi akan tetap diarahkan agar tetap berada pada sasaran inflasi 2017, yaitu 4,0±1%. Untuk itu, koordinasi kebijakan Pemerintah di pusat dan daerah dengan Bank Indonesia dalam pengendalian inflasi terus diperkuat. [Bank Indonesia]

Editor: Steven Shevo


Berita Terkait

Komentar