Bermain Dua Kaki, PAN Layak Dikeluarkan dari Kabinet

Selasa, 18 Juli 2017 | 11:07 WIB
Share Tweet Share

Sebastian Salang. [Istimewa]

[JAKARTA] Partai Amanat Nasional (PAN) sudah bermain dua kaki. Di satu pihak dia anggota koalisi Pemerintahan Joko Widodo, tetapi di sisi lain dia selalu berseberangan dengan pemerintah dalam isu-isu krusial dan strategis.

Terhadap sikap partai yang hobi bermain di dua kali atau mbalelo itu, banyak pihak mendesak Presiden Joko Widodo untuk mengeluarkan saja dari kabinet. Publik tidak suka partai yang tidak jelas jenis kelaminnya.

Pengamat Politik Sebastian Salang misalnya, menegaskan bahwa partai politik di koalisi yang tidak loyal mendukung kebijakan-kebijakan mendasar pemerintah harus diberi peringatan. Bahkan bila perlu dikeluarkan dari koalisi.

Salah satu partai yang perlu dievaluasi oleh koalisi atau pemerintah adalah PAN. Hal ini terlihat dari sikap PAN terhadap isu-isu krusial di RUU Pemilu dan Perppu Nomor 2 Tahun 2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Ormas).

"Kalau PAN tidak loyal pada koalisi dan memilih jalan berbeda, ya harus berani dikeluarkan dari koalisi dan kabinet. Jangan dibiarkan sebab berbahaya bagi koalisi ke depannya," ujar Sebastian di Jakarta, Selasa (18/7).

Sebastian menilai, berbeda pandangan atau pendapat dalam koalisi sah-sah saja. Namun, jika terkait kebijakan-kebijakan memdasar pemerintah dalam rangka efektivitas jalannya pemerintahan, maka partai koalisi harus satu suara dengan pemerintah.

"Presiden perlu  mengevaluasi sikap dan komitmen partai koalisi. Jika ada yang tidak loyal, harus dikeluarkan dari koalisi. Pemerintah harus membangun koalisi yang dapat mendorong kebijakan dan kerja pemerintah yang efektif," tandas dia.

Terlepas pro dan kontra kebijakan pemerintah di RUU Pemilu dan Perppu Ormas, kata dia,  seharusnya setelah dinyatakan sebagai langkah yang diambil pemerintah, maka partai koalisi setidaknya harus mendukung. RUU Pemilu dan Perppu bisa dijadikan momentum koalisi untuk menilai mana partai yang loyal dan mana yang tidak.

Senada dengan itu, Pengamat Politik dari SMRC Sirojuddin Abbas menilai, PAN masih bermain dua kaki. Menurut Abbas, PAN masih secara pragmatis mendukung Pemerintah Jokowi-JK. Karena ingin menjaga hubungan politik yang baik dengan Presiden Jokowi dan tetap mendapat sumber daya dari eksekutif melalui keberadaan menteri dari PAN di kabinet.

"Partai yang datang belakangan ke koalisi cenderung main dua kaki dan pragmatis, seperti PAN. Dalam rangka efektivitas pemerintahan, memang koalisi harus dikontrol. Tetapi, Jokowi tidak punya kontral langsung terhadap partai koalisi, selain melalui reshuffle kabinet. Bisa saja menteri dari PAN, MenPAN-RB Asman Abnur direshuffle sebagai bagian dari kontrol Jokowi terhadap partai koalisi," jelas Abbas. 

Editor: Gusti


Berita Terkait

Komentar