Musim Kemarau, Peternak Ikan Diimbau Waspada
Ilustrasi
[BANJARNEGARA] Peternak/pembudidaya ikan air tawar di Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah, diimbau agar selalu waspada di musim kemarau.
Perubahan suhu air dan berkurangnya debit air, bisa mengakibatkan ikan mati. Apalagi khusus untuk Banjarnegara, mayoritas peternak atau pembudidaya ikan masih mengandalkan air sungai.
Imbauan tersebut dilontarkan Kepala Bidang Perikanan pada Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Banjarnegara, Yosep Andi Urip Sugiarto, Jumat (18/8/2017), seperti dilansir detik.com.
"Dua hal yang harus diperhatikan saat musim kemarau. Ketersediaan air dan fluktuasi suhu ekstrem yang sering terjadi," ujarnya.
Biasanya di musim kemarau, kata dia, suhu pada siang hari terasa lebih panas dari biasanya. Namun sebaliknya pada malam hari, suhu justru lebih dingin.
"Bagi para pembudidaya, perubahan suhu kolam yang harus diperhatikan dan selalu waspada. Kalau sampai teledor, perubahan suhu ini dapat menyebabkan ikan mati," tandasnya.
Untuk saat ini, Yosep Andi meminta pembudidaya ikan air tawar untuk mengutamakan upaya penyelamatan ikan.
Hal ini dilakukan untuk menyiapkan nanti saat air mulai lancar. Sebab pada musim hujan, biasanya kebutuhan benih ikan akan tinggi.
"Keberadaan induk ikan harus benar-benar dijaga. Saat ini amankan ikan agar tidak mati," pintanya.
Yosep Andi menambahkan, pada bulan Agustus ini di wilayah Banjarnegara tengah dilakukan pengeringan irigasi. Hal tersebut akan berdampak pada kebutuhan air untuk kolam ikan.
Di Kabupaten Banjarnegara, pembudidaya ikan air tawar tersebar di lima kecamatan, yakni Rakit, Mandiraja, Purwanegara, Bawang dan Wanadadi.
Dari lima kecamatan tersebut, sebagian besar ikan yang diproduksi dimanfaatkan untuk konsumsi. Sebagian lagi untuk pembibitan.
"Sebagian besar pembudidaya ikan air tawar memang berada di Banjarnegara wilayah barat. Ikan dari Banjarnegara untuk mencukupi kebutuhan masyarakat di wilayah Wonosobo, Banyumas dan sekitarnya," jelas Yosep Andi.