[LABUAN BAJO] Mentari perlahan beranjak menuju senja, Clara dan dua orang wisatawan lainnya terus mengayunkan langkah di jalan setapak menuju puncak bukit yang paling tinggi di Pulau Gili Laba Darat. Dalam perjalanan menuju bukit itu, ayunan langkah Clara terhenti, karena memperhatikan mamanya tidak mampu lagi meneruskan perjalanan. 

"Kita tidak harus mencapai puncak, mama saya tidak kuat lagi," kata Clara pada pemandu wisata yang setia menemani mereka, Kamis (31/8). 

Meskipun tidak mencapai puncak bukit, Clara, mamanya,  dan adiknya merasa puas karena bisa menyaksikan sunset dari tempat itu. 

Dari Pulau Gili Laba, tampak terlihat lekukan indah teluk-teluk di bagian utara Pulau Komodo. Tak henti-hentinya Clara  mengagumi keindahan alam di sekitar Pulau Gili Laba. Dengan ponsel pintar, mereka terus mengabadikan setiap momen. Sepertinya tidak mau kehilangan setiap kesempatan indah ini.

Sampah Plastik Menumpuk

Pulau Gili Laba adalah salah satu pulau yang masuk dalam wilayah Taman Nasional Komodo (TNK),  letaknya di Manggarai Barat, Flores,  NTT. Pulau ini menjadi salah satu tempat favorit untuk menyaksikan keindahan matahari terbenam. Pulau ini juga memiliki terumbu karang yang indah dan pasir pantai yang halus.

Namun sayang,  sepanjang pantai terlihat tumpukan sampah plastik. Tidak hanya itu, sampah plastik ini ada yang masih terombang-ambing gelombang pantai dan sebagiannya sudah mulai mengendap di dasar laut.

Meskipun masuk dalam wilayah Taman Nasional Komodo yang eksklusif, tidak terlihat pos jaga di sana,  juga tak tampak batang hidung para petugas yang menjaga kenyamanan dan mengawasi kebersihan.

Tumpukan sampah yang terus dibiarkan mengendap di dasar laut dalam rentang waktu yang lama bisa merusak keindahan pantai, taman laut,  dan tentu tidak baik bagi kelangsungan biota laut. Apalagi sampah-sampah yang tampak berserakan dan menumpuk di atas bibir pantai,  sungguh mengganggu pemandangan dan tidak selaras dengan indahnya pemandangan alam dengan sunset-nya di sana. (LE).