Mahasiswa STKIP Ruteng Sosialisasikan Manfaat Limbah Pampers

Selasa, 25 Juli 2017 | 22:07 WIB
Share Tweet Share

Mahasiswa STKIP St Paulus Ruteng saat melaksanakan KKN di Desa Cunca Lolos, Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat. [foto: indonesiakoran.com/ito umar]

[LABUAN BAJO] Menjijikan. Kira-kira begitu kesan pertama setiap orang saat mendengar tentang sampah pampers atau popok atau sampah diapers.

Jangankan masyarakat umumnya, pemulung sekali pun tidak akan memungut sampah yang menurut beberapa artikel memerlukan waktu 250-500 tahun untuk dapat terurai secara sempurna itu.

Hanya saja di balik kondisinya yang menjijikkan, sampah pampers ternyata memiliki manfaat yang luar biasa untuk pertanian.

Gel yang ada di dalam pampers, justru dapat digunakan untuk menampung air yang disiram sehingga tanah yang disiram tidak lekas kering.

Sederhananya, intensitas penyiraman akan berkurang, karena air akan tertampung oleh gel dan akan dialirkan secara perlahan.

Manfaat besar sampah pampers ini pula yang disosialisasikan mahasiswa STKIP St Paulus Ruteng, yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata, di Desa Cunca Lolos, Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat.

Theresia Lanung, Koordinator Tim Mahasiswa KKN di Desa Cunca Lolos, mengatakan, program ini merupakan bentuk pengabdian mahasiswa STKIP Ruteng kepada masyarakat.

"Kami ingin memberi pelajaran kepada masyarakat untuk lebih ekonomis dalam memelihara tanaman, terutama dalam proses pengairan tanaman. Salah satunya dengan sosialisasi manfaat gel dari sampah pampers ini," papar Theresia Lanung, saat ditemui di Desa Cunca Lolos, Senin (24/7/2017).

Selain menyosialisasikan gel dari sampah pampers, menurut dia, mahasiswa peserta KKN juga melakukan penggalian lubang sampah dan perbaikan jalan tani.

"Kami ingin melakukan aksi nyata bagi masyarakat di desa ini," ujar Theresia Lanung.

Secara terpisah Kepala Desa Cunca Lolos, Fransiskus Aman, mengakui jika warga di desanya menyambut baik program mahasiswa STKIP Ruteng ini.

Soal manfaat gel sampah pampers, diakuinya menjadi pelajaran penting bagi masyarakat.

"Selama ini kami tahunya pampers itu untuk bayi atau orang lanjut usia, dan setelah dipakai langsung dibuang dan dibakar," kata Fransiskus Aman.

Mengingat pentingnya hal ini, ia berkomitmen untuk menyosialisasikan hal ini dari dusun ke dusun di Desa Cunca Lolos.

"Kami akan sosialisasikan ke dusun, sehingga warga saya benar-benar paham," janji Fransiskus Aman.

Untuk membuat gel dari sampah pampers ini, tidaklah sulit. Dari sejumlah sumber, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Gunakan sarung tangan dan masker.
2. Gunting diaper/pampers dan keluarkan isinya
3. Ambil gelnya dan masukan dalam ember, kemudian disemprot dengan EM-4 (bakteri pengurai). Urine berfungsi sebagai POC (pupuk organik cair)
4. Tutup embernya dengan rapat dan biarkan selama 7 hari.
5. Setelah 7 hari, campur dengan media tanah/ nutrisi hidroponik

Reporter: Ito Umar

Editor: San Edison


Berita Terkait

Komentar