Apalah Artinya Sebuah Angka

Kamis, 15 Februari 2018 | 07:11 WIB
Share Tweet Share

Frumensius F Anam. [Istimewa]

Oleh: Mensi Anam*

[BORONG] Menggunakan Angka dalam pengundian nomor urut kandidat dalam pilkada tidaklah dimaksudkan untuk memberikan spekulasi kemenangan jika mendapatkan nomor tertentu.

Angka atau nomor tidak pula memberikan keuntungan tertentu dalam pilkada. Karena nomor atau angka tidak ada yang lebih baik antar satu dengan yang lain.Tidak ada nomor keberuntungan. Angka/nomer urut tidak memberikan keterpilihan pada kandidat.

Keterpilihan itu hasil dari kerja keras dalam kerja bersama untuk mendatangi setiap warga agar karakter dan kapasitas kandidat dikenal warga,termasuk visi-misi dan program kerja kandidat benar-benar menyelesaikan persoalan publik dan memenuhi kebutuhan publik matim.

Angka dan nomor dipakai dalam pengundian nomer urut agar lebih memudahkan pembedaan antar kandidat tang satu dengan kandidat yang lain termasuk tata letak foto kandidat.

Dalam kertas suara ada 4 hal untuk memberikan pembedaan antar kandidat. Pertama, foto kandidat. Kedua, nama kandidat. Ketiga, nomor urut. Empat, letak gambar kandidat berdasarkan urutan angka.

Konteks Pilkada Manggarai Timur, angka 3 itu berada di tengah-tengah. Tentu angka 3 ini memberikan niliai keseimbangan, nilai keadilan dan nilai proporsionalitas.

Neraca hanya bisa seimbang bila tumpuan dan topangannya berada di tengah-tengah. Nilai angka 3 tentang keadilan dan keseimbangan memberikan ajaran kepada pasangan Tarsisius Sjukur- Yoseph Biron Aur (TABIR) dan tim pemenangan agar dalam penuturan kampanye harus menghadirkan materi yang benar-benar seimbang, objektif dan rasional.

Demikian halnya juga bila TABIR terpilih, tentu harus benar-benar adil dan seimbang dalam membangun Matim.

Itulah nilai dari angka 3 dalam konteks pilkada MATIM yang menyertakan 5 paslon.

Nilai lain soal angka 3 dalam keseimbangan adalah TABIR dan Tim Pemenangannya harus sanggup memberikan penilaian objektif antara hasil pembangunan masa lalu, pembangunan masa kini dan apa yg dibuat TABIR ke depan.

Dalam fokus komunikasi politik TABIR, bidikan menuju masa depan pembangunan MATIM, jangan menitik beratkan yang berlebihan kepada hasil pembangunan masa lalu MATIM. Harus benar-benar objektif,rasional dan seimbang.

Masa lalu itu tidak lagi bsa diubah, hahya bisa dilihat, dikaji dan dievaluasi untuk dijadikan titik pijak menuju pembangunan masa depan. Itulah nilai keseimbangan lain dari nomer 3.

Terkait nilai nomer 3 ini, amat pas ada di TABIR. Pak Tarsi Sjukur dan Pa Yos Biron adalah representasi figur yang memiliki nilai dalam diri mereka atas keadilan dan keseimbangan. Integritas kedua figur ini tidak perlu diragukan lagi.

Pembangunan yang seimbang dan berkeadilan pasti benar-benar terjadi. Karena keadilan dan keseimbangan bisa terwujud manakala figur pemimpinnya memiliki sifat kerendahan hati dan kejujuran.

Biasanya orang yang adil itu adalah orang yang jujur dan rendah hati. Itu ada di paket TABIR.

* Penulis adalah politisi, Ketua DPC Partai Hanura Manggarai Timur

Editor: Gusti


Berita Terkait

Komentar