Propaganda ISIS adalah Kebohongan Melalui Internet

Sabtu, 17 Juni 2017 | 01:26 WIB
Share Tweet Share

WNI yang terpesona rayuan ISIS [BBC INDONESIA]

[DAMASKUS] Seorang perempuan berusia 19 tahun, bernama Nur menceritakan kisahnya tergiur untuk hidup di bawah kepemimpinan Daulah Islamiyah/ISIS. 22 bulan yang lalu, ia hijrah ke Raqqa, setelah mendapatkan informasi dari internet mengenai kehidupan islamiyah yang diunggah ISIS ke internet. Setelah 2 tahun berlalu, ia bersama lima belas WNI lainnya meninggalkan Raqqa karena merasa kecewa dan khawatir. 

"Ayah dan saudara laki-laki saya dimasukkan ke penjara", ujar Nur sembari mengenang kedatangannya sekeluarga pada waktu itu. Mereka berharap mendapatkan kerja dengan gaji tinggi, sesuai yang disebutkan dalam informasi yang diunggah ISIS tersebut. Alih-alih merasa aman, Nur khawatir akan keamanannya karena seringnya para duda militan ISIS meminta dirinya untuk menjadi istri. Orang-orang itu hanya menikahi perempuan selama dua bulan, lalu mencari lagi. "Mereka sering berkata pada ayah saya, 'saya ingin anakmu'. Yang mereka pikirkan hanya perempuan saja," imbuh Nur dengan wajah kecewa.

Demikian pula yang terjadi dengan Leefa, WNI berusia 38 tahun bersaksi atas kebohongan ISIS. Dengan harapan bahwa ia akan mendapatkan pengobatan dan biaya transportasi gratis, Leefa berangkat ke Suriah. Ia sebelumnya mengontak anggota ISIS yang menyatakan bahwa tiket pesawat akan diganti dan ia akan menjalani operasi dan pengobatan gratis. Setibanya di sana, semua kebohongan itu terkuak; tidak ada pengobatan gratis dan segalanya serba mahal serta berbayar.

Kini ribuan orang yang menyadari kebohongan tersebut mengungsi untuk kembali ke daerah masing-masing. Nur dan Leefa berada dalam kamp pengungsi Ain Issa, setelah berusaha berkali-kali melarikan diri selama sepuluh bulan terakhir dari lingkupan ISIS. Mereka dapat menyelamatkan diri dari keadaan yang tidak humanis setelah Pasukan Demokratik Suriah (Syria Democratic Force) menggempur daerah tersebut bersama dukungan militer AS.    

Reporter: Arsun Rodja
Editor: Reno Risanti


Berita Terkait

Komentar