Asik, Komunitas Diaspora NTT Daftarkan Yanto Djou ke Partai
Balon Wakil Gubernur NTT, Yanto Djou [Foto : Istimewa]
[JAKARTA] Aliansi Komunitas Diaspora NTT mendorong Ignasius Iryanto Djou Gadi Gaa maju bertarung dalam Pilgub NTT 2018 mendatang.
Tak hanya mendorong, aliansi diaspora ini pun melakukan aksi nyata dengan mendaftar pria yang akrab disapa Yanto Djou itu ke sejumlah partai politik sebagai kendaraan untuk memuluskan perjuangan politiknya.
Salah satu utusan diaspora NTT,
Didinong Say kepada media ini mengatakan, pihaknya telah mendaftar jagoannya ke beberapa partai pada Kamis (15/6) kemarin.
Didinong menuturkan, pihaknya mendaftar jagoannya di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
"Kita daftar ke PKB dan PDIP kemarin. Kita daftar di Kupang. Kita hadir di masing-masing kantor DPD," ujar Didinong.
Menurut Didinong, pihaknya mengusung Yanto Djou maju dalam Pilgub NTT karena penokohannya telah masuk dalam kategori kader terbaik pasca hasil seleksi beberapa figur lainnya.
Sebab kata Didinong, figur Yanto Djou merupakan minus malum dari semua calon yang telah berdialog bersama mereka selama ini.
Penilaian mendasar yang muncul kata Didinong barangkat dari kesadaran bahwa NTT mengalami krisis pemimpin. Sehingga untuk meminimalisir stigma negatif tersebut maka Yanto Djou menjadi figur pilihan atau potensial yang bisa menghapus semua keluh-kesah tersebut.
"Kami telah dialog dengan Pak Yanto. Hasil seleksi kami bahwa dia yang terbaik. Minus malum dari semua calon. Karena ada satu kesadaran terkait krisis kepemimpinan sehingga kehadiran pak Yanto ini bisa meminimalisir semua hal yang diragukan tersebut," jelasnya.
Dihubungi terpisah, Yanto Djou mengaku dengan pendaftaran ke kedua Partai itu dirinya pun resmi menjadi bakal calon (balon). Ia menambahkan, secara ideologis, dirinya adalah kader bangsa meskipun secara administratif organisasi partai belum diakui sebagai kader.
"Dengan pendaftaran itu, saya sudah resmi menjadi balon di kedua partai itu. Secara ideologis saya adalah kader bangsa namun secara organisasi saya belum menjadi kader partai manapun," jelasnya.
"Saya menyetujui pendaftaran yang dilakukan teman-teman ke kedua partai tersebut karena yakin pemahaman dan penghayatan saya tentang negara dan bangsa sejalan dengan ideology kedua partai tersebut," tambahnya.
Dengan demikian Yanto mengaku bahwa dirinya telah siap bekerja untuk membangun NTT.
"Saya sudah menyatakan kesiapan untuk bekerja buat NTT. Itu juga sudah jadi keputusan pribadi, yang juga didorong berbagai pihak," jelasnya.
Sebelumnya, sejumlah tokoh lintas agama, lintas generasi, lintas profesi asal NTT di Jakarta pada tanggal 31 Mei 2017, menyelenggarakan “Silaturahmi Kebangsaan” dan “Buka Puasa Bersama” di Rumah Makan Gado-Gado Boplo, Menteng, Jakarta Pusat dengan tema : “Jalin Tali Silaturahmi, Pererat Kesatuan Bangsa”.
Hadir dalam Silaturahmi dan Buka Puasa Bersam tersebut antara lain Dr. Ing. Ignas Iriyanto Djou, SF. M. ENG. Sc. CSRS, Petrus Selestinus, Marsel Ado Wawo, Serfas S. Manek, Sebastian Salang, Pdt. Johanes Adi Papa, Ardi Mbalembout, Uztad H. Jou Hasyim Maiwahing, Ichsan Indra Dewa, Didi Nong Say, Michael Kleden, Jesse Heber Ambuwaru, Raldi Doy, Konradus Wawo, Abraham Runga Mali, dan lain-lain.
Sesepuh NTT Petrus Selestinus dalam pengantarnya menekankan bahwa Silaturahmi Kebangsaan dan Buka Puasa Bersama mengandung makna untuk mempererat kekerabatan kita dalam kehidupan berbangsa untuk mencapai kualitas hidup berbangsa yang lebih baik.
Petrus Selestinus menegaskan bahwa, silaturahmi antarsesepuh NTT masih sangat minim, jarang berkumpul bersama-sama untuk memecahkan berbagai problem yang dihadapi.
Karena itu momentum silaturahmi ini harus mampu merajut kembali tali kekerabatan dan dibudayakan sebagai sebuah tradisi para diaspora NTT untuk secara bersama-sama memecahkan problem kebangsaan. Tentu saja dengan fokus utama kepada NTT sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari bangsa ini.
Petrus mengatakan, diakui atau tidak, tetapi ini sebuah realitas dimana Pilkada DKI Jakarta telah menguji kebhinekaan kita, nasionalisme kita dan kesetiaan kepada Pancasila dan UUD 1945.
Karena itu meskipun Pilkada DKI Jakarta sudah selesai, namun efek domino dari pilkada DKI Jakarta masih meninggalkan pekerjaan rumah berat bagi kita semua. Tanggungjawab kita pada persoalan pilkada belum selesai, karena kita masih punya tanggungjawab moral dan politik untuk ikut mensukseskan Pilkada di berbagai tempat termasuk di NTT, baik di Pilgub maupun di Pilkada Kabupaten 2018.
Apa yang bisa kita sumbangkan untuk NTT terkait tanggung jawab moral dan politik kita dalam Pilgub NTT dan Pilkada Kabupaten kali ini? Menururt Petrus Selestinus yang juga Advokat Peradi, kita harus ikut menentukan dengan menyumbangkan salah satu putra putri terbaik kita atau saudara-sudara kita NTT di Jakarta yang memiliki kemampuan dan pengalaman serta memenuhi syarat UU untuk ikut ambil bagian dalam memimpin NTT ke depan.
“Di sini ada Saudara kita Dr. Ignasius Iryanto Djou, seorang intelektual, pemikir muda yang visioner, konsepnya tentang pembangunan dan pemberdayaan sosial masyarakat sering kita dengarkan bersama dalam berbagai kesempatan," jelasnya.
"Dia (Yanto Djou) juga seorang petarung yang selalu bekerja dalam diam, tidak pamerkan kehebatan sehingga dinilai sebagai petarung yang rendah hati dan punya hati nurani. Bagi kita semua yang mengenalnya Iryanto Djou tidak diragukan lagi dan kebetulan juga namanya sudah mulai disebut-sebut oleh sejumlah kalangan di NTT dan Jakarta sebagai layak diorbitkan untuk memimpin NTT mendatang,” ujar Petrus.