Menlu: Banyak Generasi Muda Islam Terjerat Ideologi Terorisme

Selasa, 11 Juli 2017 | 13:02 WIB
Share Tweet Share

Menlu Hadiri Konferensi Menteri OKI di Pantai Gading. [Istimewa]

[ABIDJAN] Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi mengatakan, banyak generasi muda Islam yang terjerat dan menjadi korban ideologi terorisme, radikalisme, dan ekstrimisme.

Untuk itu, Menlu Retno mengajak negara-negara OKI untuk meningkatkan upaya kolektif dalam penanggulangan terorisme, terutama mengatasi akar masalah lewat kontra narasi terhadap ideologi radikal.

Hal itu dikatakan Menlu Retno ketika bebicara di Konfrensi Tingkat Menlu ke-44 Organisasi Kerja Sama Islam (KTM OKI) di Abidjan, Pantai Gading, pada 10-11 Juli 2017.

KTM ini mengusung tema Youth, Peace, and Development in a World of Solidarity (Pemuda, Perdamaian, dan Pembangunan dalam sebuah Solidaritas Dunia).

Retno mengatakan, generasi muda, sebagai mayoritas di negara-negara Islam, memainkan peran penting dalam membangun dunia Islam yang lebih baik. Kejadian di Marawi Filipina harus menjadi wake up call bagi negara-negara OKI bahwa telah terjadi regionalisasi terorisme, yang banyak melibatkan generasi muda termasuk perempuan sebagai bagian dari pejuang teroris asing (foreign terrorist fighters/FTF).

“Banyak generasi muda Islam yang terjerat dan menjadi korban ideologi terorisme, radikalisme, dan ekstrimisme,” kata Retno dalam pernyataannya dalam KTM hari Senin (10/7), seperti dikutip dari siaran pers Kementerian Luar Negeri, hari Selasa (11/7).

Retno pun mengajak negara-negara OKI untuk meningkatkan upaya kolektif dalam penanggulangan terorisme, terutama mengatasi akar masalah lewat kontra narasi terhadap ideologi radikal.

“Memperkuat kerja sama antara negara OKI menjadi mandatory (wajib) dalam penanggulangan terorisme dan radikalisme, khususnya dalam mencegah terjerumusnya pemuda Islam,” kata Retno.

Menurut Retno, OKI tidak hanya memiliki tanggung jawab untuk menanamkan moral, etika, nilai-nilai toleransi, dan budaya damai, tapi juga menciptakan kondisi kondusif bagi generasi muda Islam untuk berkembang. Dia juga mendorong generasi muda Islam di seluruh dunia untuk bersatu dengan mengedepankan semangat Ukhkuwah Islamiyah (Persaudaraan Islam).

“Dengan moral, etika, dan nilai-nilai yang tinggi generasi muda Islam tidak saja dapat memajukan peradaban Islam, tapi juga peradaban dunia,” kata Retno.

Retno juga menyampaikan kesedihan melihat berbagai konflik diantara negara Islam saat ini. Konflik tersebut hanya menguntungkan pihak yang tidak ingin melihat dunia Islam bersatu dan maju.

Oleh karena itu, Retno mengajak negara-negara OKI agar meningkatkan rasa persaudaraan dan menyatukan energi guna meningkatkan kerja sama khususnya dalam perjuangan kemerdekaan Palestina.

“Anggota OKI memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan generasi muda Islam mengerti pentingnya perdamaian, stabilitas dan peran dialog dalam menyelesaikan perbedaan,” tandas Retno.

Islam Damai

Di akhir sambutannya, Retno juga menegaskan pentingnya pendidikan yang baik untuk generasi muda. Negara-negara anggota OKI perlu merancang pendidikan dengan penanaman nilai-nilai toleransi dan saling menghormati satu sama lain, serta perdamaian.

“Kita memiliki tanggung jawab untuk generasi penerus kita. Marilah kita menuntut dengan memberikan teladan dan membesarkan mereka dengan nilai Islam yang damai,” tandas Retno.

KTM OKI adalah pertemuan tahunan untuk mengkaji perkembangan pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) OKI.

KTM ke-44 OKI akan menghasilkan berbagai resolusi, antara lain terkait Palestina, isu politik, terorisme, program aksi OKI 2025, minoritas Muslim, HAM dan kemanusiaan, keorganisasian OKI, ekonomi, perdagangan, sosial dan budaya.

Indonesia akan memanfaatkan pertemuan ini untuk mendorong negara-negara OKI bersatu dan senantiasa mengembangkan dialog dalam menyikapi situasi di Timur Tengah. Pemuda juga memegang peranan penting dalam berbagai isu termasuk ekstrimisme, terorisme, dan radikalisme.

Editor: Gusti


Berita Terkait

Komentar