Harga Tiket Pesawat Indonesia Paling Murah

Sabtu, 03 Juni 2017 | 19:28 WIB
Share Tweet Share

Garuda Indonesia. [Trivia.id]

[SYDNEY] Sebuah survei menunjukkan bahwa harga tiket pesawat di Australia adalah salah satu yang termahal di dunia, dan Indonesia menempati peringkat salah satu yang termurah.

Survei ini menempatkan Australia di peringkat 12 negara yang paling mahal untuk bepergian dengan pesawat.

Survei tersebut dilakukan oleh biro perjalanan online Kiwi.com, yang menerbitkan indeks harga tiket pesawat tahunan yang kedua.

Di Australia biaya perjalanan rerata dengan pesawat adalah $AUD 39.45 (sekitar Rp 400 ribu) untuk 100 km perjalanan.

Peringkat ini dilakukan oleh Kiwi.com, yang membandingkan harga tiket domestik dan internasional pesawat di 80 negara.

Bila dibalik, posisi Australia adalah di nomor 69, dalam hal kemurahan naik pesawat, dan peringkat ini lebih buruk turun lima peringkat dari tahun sebelumnya.

Kiwi.com mengatakan peringkat ini dibuat untuk 'membantu para pengguna menyadarai negara-negara yang memberikan kesempatan bagi perjalanan yang terjangkau."

Untuk membuat peringkat, Kiwi.com melakukan analisa terhadap 1 juta penerbangan dari masing-masing negara, untuk menemukan harga rata-rata penerbangan jarak pendek, dan jarak panjang, baik pesawat murah maupun pesawat biasa.

Di peringkat pertama paling murah adalah Malaysia, dimana harga tiket rata-rata adalah $AUD 5.63 (sekitar Rp 50 ribu) per 100 km perjalannan.

Indonesia berada dalam 10 besar termurah, bersama dengan Bulgaria, India, Turki, Rumania, Portugal, Thailand, Swedia dan Spanyol.

Jadi mana negara yang lebih mahal untuk terbang dibandingkan Australia?

Yang paling mahal di dunia adalah Belgia, di peringkat terakhir atau 80, yaitu $AUD 73.55 (sekitar Rp 700 ribu) per 100 km perjalanan.

Negara lain yang masuk 10 besar termahal adalah Belanda, Qatar, Chile, United Arab Emirates, Solomon Islands, Serbia, Austria, Lebanon dan Oman.

Jadi mengapa harga tiket pesawat di Australia mahal?

Pertama, karena tingginya biaya pekerja

"Biaya upah mencakup 30 persen dari total harga tiket pesawat." kata Dr Tony Webber, CEO Airline Intelligence & Research dan mantan ekonom kepala maskapai Qantas.

Dan memang bila dilihat dalam daftar 10 negara dimana harga tiket paling murah adalah di negara-negara dimana gaji pekerja masih relatif rendah seperti Malaysia, Indonesia, Rumania, dan Indonesia.

Organisasi Buruh Internasional (ILO) mengatakan bahwa kenaikan upah rata-rata di Australia naik sekitar 10 persen dalam 10 tahun terakhir.

Di tempat lain, kenaikan upah lebih rendah yaitu 5 persen di Amerika Serikat, dengan di Jepang, Italia dan Inggris malah mengalami penurunan, yaitu sebanyak 2,6 dan 7 persen.

Jadi bagaimana posisi negara-negara tersebut dalam indeks harga tiket pesawat ini?

Jepang berada di posisi 13 termurah, disuusul Italia di peringkat 21, Inggris, peringkat 27 dan Amerika Serikat peringkat 30.

Jadi sebenarnya ada hubungan antara upah dan pertumbuhan upah pekerja dengan harga tiket pesawat.

Namun selain itu, ada juga faktor lain yang membuat harga tiket pesawat di Australia lebih tinggi dibandingkan di negara lain.

Kedua, tidak banyak kompetisi di Australia

"Australia menjadi mahal dibandingkan negara lain karena pasar penerbangan di sini relatif terkonsentrasi." kata Dr Webber.

"Di dalam negeri, pasar dikuasai oleh dua perusahaan yaitu Qantas dan Virgin."

Karena tidak adanya persaingan, tidak ada usaha untuk membuat harga tiket lebih murah.

Sebagai bandingan di Amerika Serikat, yang menempati posisi lebih tinggi dari Australia dalam arti keterjangkauan harga tiket, pasarnya sangat kompetitif.

Di Amerika Serikagt ada 18 maskapai penerbangan termasuk American Airlines, Delta Air Lines, JetBlue, United Airlines dan Virgin America.

Menurut Dr Webber, faktor lain yang membuat harga tiket di Australia adalah juga tidak banyaknya opsi bagi penumpang dalam hal ketersediaan bandara.

"Jumlah penduduk Australia kecil, namun terpisah-pisah, dan bandara kita hanya terkonsentrasi di daerah tertentu." kata Dr Webber seperti dilansir ABC.

Bisa dibilang bahwa Sydney dan Melbourne memiliki monopoli."

Ini berbeda dengan pasar penerbangan di Amerika Serikat atau di Inggris.

Sebagai contoh di London ada enam bandara termasuk Heathrow, Gatwick, Stansted dan Luton, sementara di New York, penumpang bisa memilih terbang dari John F. Kennedy, LaGuardia dan Newark.

Editor: Gusti


Berita Terkait

Komentar