Pertumbuhan Indeks Vietnam Kalahkan RI Pada 2019

Selasa, 31 Desember 2019 | 02:20 WIB
Share Tweet Share

Ilustrasi

[JAKARTA, INDONESIAKORAN.COM] Ranking pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Asia Tenggara merosot. Jika tahun lalu, pasar modal Indonesia berhasil menyabet posisi pertama, pada 2019 ini peringkat turun ke posisi empat.

Mengutip data resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), pergerakan seluruh indeks saham di Asia Tenggara membaik tahun ini. Vietnam menggantikan posisi Indonesia di peringkat pertama. VN-Index naik 8,12 persen (ytd) ke posisi 965. Tahun lalu, VN-Index berada di posisi ketiga di Asia Tenggara dengan penurunan sebesar 9,32 persen.

Sementara itu, IHSG tercatat bertambah 1,7 persen (ytd) ke level 6.299. Kondisi ini membaik dibandingkan tahun lalu yang minus 2,54 persen.

Menyusul Vietnam, di posisi kedua adalah Singapura. The Straits Times Index (STI) di Singapura naik 5,01 persen ke posisi 1.579. Tahun lalu, STI terpantau negatif 10,27 persen di peringkat 4.

Kemudian, Filipina di posisi ketiga. PSE Composite Index di Filipina tumbuh 4,68 persen menjadi 7.815. Tahun lalu, indeks saham Filipina terjatuh 12,76 persen sehingga menempatkan Filipina di posisi 6.

Indonesia berhasil unggul atas Thailand yang berada di posisi 5 atau stagnan dibandingkan 2018 dan Malaysia di level 6.

Secara rinci, SET Composite Index naik 0,99 persen ke 1.579. Tahun lalu, indeks saham Thailand melemah 10,96 persen.

Lalu, FTSE Bursa Malaysia menjadi satu-satunya indeks saham yang melemah di Asia Tenggara sebesar 4,43 persen ke 1.615. Tahun lalu, indeks saham Malaysia turun 5,83 persen sehingga menempatkannya di posisi kedua.

Direktur Utama BEI Inarno Djayadi mengakui 2019 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi pasar modal terutama dari sisi eksternal.

"Sebagaimana kita ketahui 2019 bukan merupakan tahun yang mudah, jadi itu mempengaruhi terhadap indeks saham dan juga kita lihat bahwasanya IHSG terpengaruh faktor eksternal tersebut," katanya, Senin (30/12).

Hal tersebut juga diamini oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani. Ia mengatakan jika 2019 merupakan tahun yang berat bagi pelaku ekonomi. Namun demikian, ia tetap mengapresiasi kinerja IHSG dari negatif menjadi positif tahun ini.

"Dalam lingkungan ekonomi global yang sangat tidak pasti dan volatil, kita semua perlu sinergi untuk jaga perekonomian kita," katanya.

Editor: Heri


Berita Terkait

Komentar